16.12.08

Budak Malam

Sudah beberapa kali saat pulang larut dari ibukota, kami menjumpai sekeluarga pengamen di dalam bis AKAP. Mereka terdiri dari bapak, ibu, dan tiga orang anak yang masih balita.

Lihatlah sang bapak, bertugas menyanyi sambil menggendong si anak tengah. Suaranya tiada merdu pun tubuhnya layu. Gitar tua tak ubahnya istri muda yang lebih berkurva, mendawaikan nada sumbang namun lebih berima.

Lihatlah sang ibu, bertugas mengumpulkan tips hasil ngamen sang bapak. Si sulung yang rewel digandengnya, sementara si bayi terlelap dalam gendongan. Saya yakin susu sang ibu sudah kerontang. Mungkin si bayi pura-pura tidur agar tidak dipaksa menetek puting yang kering.

Lalu balon-balon percakapan pun muncul mewadahi imajinasi kami yang melebihi kuota. Tentang mengapa mereka sekeluarga masih mencari nafkah sampai selarut ini.


"Homeless. Mungkin masih menumpang tidur di suatu tempat, di warung bubur kacang ijo misalnya. Dan mereka baru bisa datang setelah warung itu tutup, mungkin selepas tengah malam. Dan esok sebelum warung buka, mereka sudah harus kembali mencari nafkah di jalan. Sekeluarga."


"Gak lah, sepertinya lebih ke krisis kepercayaan. Mereka mungkin sudah punya rumah walau cuma gubuk derita. Sang istri cuma kuatir jikalau suaminya menggunakan uang hasil ngamen untuk mabuk atau apalah. Mungkin dulu pernah kejadian begitu, makanya kini sang istri berkeras untuk ikut ngamen, sekalian bawa anak-anak biar memancing belas kasihan."


Dan kami memang iba.

Sudah hampir tengah malam ketika bis yang kami tumpangi mendekati tujuan. Balon-balon kami tadi pun sudah mengawang entah kemana. Kami tak peduli. Yang ada di benak hanya istirahat di ranjang empuk dan nyaman.

Entah bagaimana keluarga pengamen itu menyudahi harinya.


*gambar diunduh di sini

1.12.08

Curhat Tingkat Tinggi

Tahukah anda, Presiden Rusia tengah dalam kemelut. Hati nuraninya tercabik antara kepentingan negara dan perdamaian dunia. Sebuah keputusan penting harus diambil, dan baru kali ini beliau sungguh mati langkah.

Di tengah kegalauannya, beliau menghubungi sebuah nomor telepon ke negeri seberang nun jauh di sana.

"Halo?" terdengar sahutan.

Presiden tersenyum lega. "Halo, boleh kuminta saranmu? Seperti kau tahu, menteri pertahanan sudah siap menginvasi pulau yang baru ditemukan di Segitiga Bermuda. Memang pulau ini akan menjadi tambang emas hitam yang sangat berharga bagi kami, namun di sisi lain saya pribadi tidak mau menyulut pertikaian dengan dunia barat, apalagi sampai memicu World War III. Menurutmu bagaimana? Please help me out!"

Hening sejenak.
"Listen to your heart. When there's nothing else you can do, listen to your heart."

Presiden termenung, menyesapi kalimat bijak itu dalam benaknya. Sebuah senyum lega tersungging di wajahnya. "Ah, terima kasih!"

Hubungan telepon pun ditutup.

Aku meletakkan ponsel dengan jumawa. Tak menyangka jika beliau berkenan curhat padaku. Lega karena kini kutahu presiden Rusia sudah menemukan jawabnya.

Sungguh mimpi yang aneh.




12.11.08

Gorok!

Suatu hari minggu lalu

Ruang makan di saat Maghrib belum terganti Isya.
Televisi menyiarkan sinetron. Seorang wanita dengan make up komplit tengah menganiaya seorang wanita berjilbab yang ber-make up komplit juga.
"KAMU MAU AKU MAMPUSIN DIA AJA SEKALIAN? BIAR AKU GOROK AJA LEHERNYA!"

Inset iklan. Ada juga sisipan tayangan sinetron yang akan datang. Seorang pelajar putri yang menaruh iri dengki dendam kesumat kepada seorang teman sekolahnya.
"POKOKNYA MAMA HARUS BANTU AKU NGANCURIN SI KASIH!"

*istighfar*


Kemarin

Ruang makan di saat Maghrib belum terganti Isya.
Televisi menyiarkan sinetron. Seorang wanita dengan make up komplit tengah menganiaya seorang wanita berjilbab yang ber-make up komplit juga.
"DIAM! JANGAN BERGERAK! ATAU AKU GOROK LEHER KAMU SEKALIAN!"

Inset iklan. Ada juga sisipan tayangan sinetron yang akan datang. Seorang pelajar putri yang menaruh iri dengki dendam kesumat kepada seorang teman sekolahnya.
"POKOKNYA MAMA HARUS BANTU AKU NGANCURIN SI KASIH!"

*istighfar*


Esok dan esok mungkin ritmenya akan terus sama. Bahaya laten sedang menggorok mental anak-anak Indonesia belia yang seharusnya disuguhi tontonan berkualitas penuh damai dan keceriaan. Camkan itu!




5.11.08

Rekat Pekat

Dan ketika gulita memerangkapku dalam sunyi
rinai hujan menyisakan gerimis rintik
angin malam menghembuskan dingin dan birahi
gemercik kolam depan kamar berbaur dengan nyanyi kodok dan jangkrik

Dan dalam gelap inilah sunyiku menjadi pekak
guling di kepala bantal di kaki
selimut cuma jadi alas ponsel dan kabel terserak
benakku penuh dan pekat


a zillion KISSes | pekerjaan yang tak pernah usai | posting album foto yang tak pernah usai | berita mutilasi, pilkada, dan eksekusi yang tak pernah usai | sebuah PELUK yang
tak pernah usai | umroh & jodoh | mamah dedeh | bali lantai 2 | SHAKE your love by debbie gibson | total tagihan | sms2 yang tak pernah sampai | i need paracetamol and diclofenac sodium | hold me THRILL me kiss me kill me by U2 | konsep photo session berikutnya | sapi, kura-kura, dan pangeran kodok | LICK me dibaca likmi | apa kabar nisrina nur ubay | belum bebenah kamar | laskar sushi | SUCK & FUCK | 100 cm = 1 m, wow | porno hitam | bayi gurita & bayi berambut jabrik | .....

Dan ketika jasad terbuai dan arwah mengambang
aku pun menggenggam diam
asaku bersemayam pada bulan bintang di balik awan
agar kau bisa mengambilnya esok malam

3.11.08

DoaKanKu

bulan baru

lokasi baru

suasana baru

meja kerja baru

*semoga hari2 ke depan lebih cerah menanti. argh, sementara rekan di ruangan baru ini sudah sok akrab sejak pagi. apa auraku begitu eskotik ya? :)*

16.9.08

MY10

[1]

Mmmmmh.... mmmmh.... waktu kecil saya pernah ilang di bonbin Ragunan.


[2]

Pernah semasa kecil, sewaktu gigi susu saya tanggal, ibu segera menyodorkan segelas kecil minuman yang ada di meja.

"Panas!" protes saya tatkala cairan itu mengalir di tenggorokan.

"Ga pa pa, teh panas kan enak!" desak ibu sebelum ke dapur membuatkan air garam untuk berkumur.

Glek! Saya masih coba memprotes namun tak ayal beberapa teguk tertelan. Rasanya seisi mulut bagai terbakar.

Kemudian datang bapak, dan dengan murka beliau berseru, "ITU WHISKY KENAPA KAMU MINUM?!?!"

*gubrax*


[3]

Semasa kanak, saya juga pernah mencuri dua potong somay (dibagi berdua loh sama adik). Ceritanya pada waktu si tukang somay pergi ke warung sebelah untuk menukar uang kembalian, saya dan adik tergoda untuk mencicipi kembali potongan somay ikan yang harum gurih lembut itu.

Settt! Settt! Dalam sekejap dua potong somay sudah bersarang di mulut dua anak manis yang gembil lucu innocent dengan mata polos berbinar2. Semua terjadi tanpa rencana.

Tukang somay pun kembali, dan setelah menerima uang kembalian, kami pun berlari riang.

Moral of the story: jangan tertipu sama penampilan! Wkkkk :D


[4]

Saya pernah punya kolam ikan kecil buatan sendiri di pekarangan rumah, yang diisi oleh anak2 ikan mas mungil, juga udang yang saya tangkapi di sungai. Saya rajin sekali menguras kolam tsb, lalu menyusun kembali bebatuan, pasir, dan atribut lainnnya, kemudian saya isi lagi kolamnya dengan air ledeng. Saya juga punya komplek pemakaman sendiri buat menguburkan ikan2 mas yang mati (hiiiiy, kok jadi inget Ryan ya?)


[5]

Saya besar kepala, dalam arti sebenarnya. Saya tak pernah pakai kopiah karena ukurannya tidak pernah ada yang muat. Sewaktu kecil kepala saya seringkali terbentur sesuatu hingga benjol-benjol. Mungkin karena sering terbentur itulah maka tengkorak kepala saya menebal untuk melindungi jaringan di dalamnya, sehingga otomatis ukuran kepala pun membesar.

Hey, think positive, man! :)


[6]

Saya mengenal dunia remang2 sejak pertama duduk di bangku SMP. Seminggu setelah masa orientasi siswa baru, teman saya "N" divonis hamil (bukan oleh saya, waktu itu puber pun belum!). Sembilan bulan kemudian, kami siswa kelas satu SMP yang masih lugu dan bau kencur itu datang beramai-ramai menjenguk "N" yang baru melahirkan anaknya.

Dan inilah kesan pertama saya tentang dunia remang2: so scary, so sad.

Ternyata tempat tinggal teman kami bukan berupa rumah, melainkan deretan kios kosong di belakang pasar. Suasananya remang. Aromanya pengap. Musiknya orkes dangdut. Banyak om2 bertampang seram dan bertato duduk nongkrong disana. Seorang wanita paruh baya, mulutnya nyinyir beraroma minuman keras, dengan lantang menyuruh kami meninggalkan tempat itu karena "N" tak bisa dijenguk. Wanita itu ibunya.

Kami tidak pernah mengetahui nasib "N" selanjutnya karena ia tidak pernah kembali ke sekolah.. :(


[7]

I was a "D" addict once in high school. Maksudnya, saya ketagihan huruf D. Maksudnya, saya suka mengencani gadis-gadis berinisial "D", dan ini terjadi di luar nalar saya (atau mungkin hal ini memang kebetulan yang sangat kebetulan saja).

Sebut saja ada
D1: cerdas, jago bahasa Inggris
D2: manis manja berlesung pipit
D3: rada misterius, anak kolong
D4: penuh perhatian, anak pak camat


Kalau kemudian kenapa saya sampai dipanggil wali kelas karena hal ini, ternyata ada pengaduan dari gadis berinisial "E" yang tampak cemburu karena tidak bakal dapat perhatian dari saya. Hahaha sampai segitunya!

*tersipu jumawa*


[8]

Dulu saya paling OBE (ogah-bete-emoh) sama Nike Ardilla dan semua lagu2nya. Tapi sekarang, setiap kunjungan ke karaoke, saya tak pernah lupa mengetikkan keyword 'Nike Ardilla' dalam pencarian lagu. Sampe2 rekan karaoke menjuluki saya Aldilla.

Talk about karma, ehh?


[9]

First time in blue? Atau tepatnya kali pertama nonton blue film? Terjadi setelah saya menginjakkan kaki di ibukota tuk mencari nafkah. Tepatnya nonton bokep bareng rekan-rekan sekantor pada saat lunch time. Bah! Pergaulan metropolis telah menjerumuskankuh!


[10]

A brief story about my very first experience in sea diving:

Laut sedikit keruh saat itu. Aku merasa sejuk. Cahaya matahari membentuk larik-larik simetris yang menembus kedalaman air. Plankton dan partikel kecil lainnya tampak memenuhi ruang di sekelilingku. Mereka bergerak pelahan mengikuti arus. Seperti halnya tubuhku. Hanyut terbawa arus. Tubuhku hanyut.

Aku menggapai-gapai. Tubuhku di sana.

Aku melihat tubuhku hanyut.

Aku melihat tubuhku.

Hanyut.

Semesta menarik kesadaranku kembali oleh tangis ibu yang tersedu-sedu. Aku telah kembali ke daratan, terbujur lemah di atas pasir, pucat bertelanjang dada. Aku telah kembali bersama tubuhku. utuh.

Aku. 4 tahun. Pantai Ancol.

12.9.08

Tanya Kenapa

Kalau memang sudah putus, kenapa harus menghindar?

Kalau memang menghindar, berarti belum tentu sudah putus kan?

5.9.08

4bia

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Horror
Tengah malam. Sendirian. Mati listrik. Gelap gulita.

Apa yang kau pilih jika berada dalam situasi tersebut: tetap diam dalam kegelapan tanpa mengetahui apa yang ada di sekitarmu? Atau memilih menyalakan hape sebagai sumber cahaya untuk mengetahui APA YANG ADA DI SEKITARMU?


Hiyyyyyyyyyyyyyyyyy, itulah nuansa yang didapat saat baru menonton babak pertama dari film 4bia ini. Meremang rambut kuduk.

Inilah cuplikan salah satu film horor Thai yang langsung jadi favorit. Emp4t sutradara bekerjasama dalam menjalin kisah horor ini, semua terbagi dalam emp4t babak yang sebenarnya dapat berdiri sendiri, namun terdapat benang merah yang menghubungkan masing2 babak sebagai satu kesatuan utuh. Sudah menonton Babel? Ya seperti itulah kira2 korelasinya, cuma 4bia ini mewakili genre horor Asia.

Babak 1:
Kisah tentang perempuan kesepian yang hidup di apartemen kumuh, dan bersosialisasi cuma lewat sms dan chatting. Alur cerita cuma terjalin lewat rangkaian kalimat di layar hape dan monitor. Tebak dengan siapa dia selama ini berkomunikasi?


Sinetroners must learn from this: ga perlu dialog, ga perlu camera-face (maksudnya kamera yang disorotkan ke wajah dan di-zoom berkali-kali), ga perlu make-up tebel, ga perlu setting rumah mewah-wah-wah, ga perlu sosok setan yang serem berdarah2, tapi kisahnya tetap dapat menggiring penonton dalam suasana thriller yang mencekam. Saya paling suka adegan mati listrik tadi, benar2 meneror mental.

Babak 2:
Kisah tentang penindasan geng remaja kaya kepada seorang pelajar miskin. Tindakan mereka kerap di luar batas, hingga suatu hari si tertindas berniat membalas dendam lewat ilmu hitam. Yah, intinya sih hati2 kalo maen sama setan (lagian siapa yang mau???).


Di sini saya sempat kecewa karena sosok hantunya is sooooo animated. Ketahuan banget rekayasa komputernya. But otherwise, jalan ceritanya tetap mengejutkan, cenderung sadis malah. Saya suka sama tokoh Pink, she's so deliciously cute!

Babak 3:
Kisah tentang 4 sekawan yang sedang kemping di hutan dalam rangka arung jeram. Ucapan seperti "apa yang bakal lo lakukan kalo salah satu dari kita mati besok?" memang ga boleh tercetus sembarangan, apalagi di tanah antah berantah. Gimana kalo jadi kenyataan, atau malah faktanya lebih menyeramkan dari sekedar ucapan tadi?


Keemp4t sekawan ini mampu menghidupkan suasana dengan karakternya masing2. Celetukan sembarangan, mimik wajah, gesture, semuanya bagai mewakili karakter kita sendiri dan kawan2. Nuansa kocak namun horor tetap terjaga baik di babak ini. Hebatnya, ending kisah ini sungguh di luar dugaan *tepuk tangan merinding*

Chapter 4:
Kisah tentang pramugari cantrik, Pim, yang bertugas melayani putri Sophia dari kerajaan Vanishtan (kalo ga salah) dalam penerbangan ke Phuket. Sang putri sungguh berperangai buruk pada Pim, bisa dibilang kejam. Tak disangka, putri Sophia wafat tak lama setibanya di Phuket. Sialnya, Pim kembali bertugas mendampingi si mayat dalam penerbangan ke Vanishtan.


Scarrry! Kembali teror mental bermain disini. Efek suara muntah dan batuk2 aja udah cukup bikin mengkeret. Kebayang kan kabin pesawat yang kosong melompong, ruang kokpit terkunci, cuma ada dirimu dan mayat di kabin yang luas dan gelap, sementara cuaca sangat buruk di luar, turbulence berkali-kali, dan mayat itu meluncur kesana-kemari? Kyaaaaaaaaaaaaaa!


So, dare to watch 4bia?


4bia (2008)

director: Banjong Pisanthanakun, Paween Purikitpanya, Youngyooth Thongkonthun, Parkpoom Wongpoom

cast: Laila Boonyasak as Pim, Pongsatorn Jongwilak, Apinya Sakuljaroensuk, Maneerat Kham-uan

language: Thai

runtime: 120'

6.8.08

1.7.08

Jadi-Jadian

Selebaran itu saya temukan di bawah meja kerja. Sehelai leaflet promo untuk film Kun Fayakuun yang dibintangi oleh Agus Kuncoro dan Desi Ratnasari.

Haji Dhony sahabat saya sejak SMP,suatu hari saya main ke kantornya,dan diceritakan tentang film "Kunfayakuun".Subhanallah,sesampainya di rumah,apa yg diceritakan tentang kekuatan sholat wajib yang tepat waktu,sholat tahajjud,dhuha,puasa senin kamis dan sedekah,pelan-pelan saya terapin pada diri saya dan istri,saya mendengar resensi film "Kunfayakuun" yang begitu menginspirasi saya.Maka cara saya berdoa pun berubah.Apa yang saya inginkan saya sebutkan di saat saya berdoa kepada Allah.Alhasil,6 bulan kemudian,apa yang saya ucapkan dalam doa,diberikan oleh Allah SWT.Alhamdulillah sekarang saya punya mobil impian saya.BMW.
b. subagja - SUTRADARA KLIP

Testimoni itu berjudul "Doa untuk Mobil Impian". Ada pula testimoni lainnya tentang doa yang terkabul untuk mempunyai rumah mewah, dan juga kesaksian seorang kru film "Kun Fayakuun" yang akhirnya berjodoh dengan istri cantik dan berjilbab setelah dia mengamalkan ibadah dengan tekun.

Apa yang kemudian membuat saya leng-geleng-geleng-kepala setelah membaca leaflet tsb?
(beri tanda silang pada kalimat yang tepat)

( ) banyak nyamuk sama laler ijo
( ) lagi dengerin lagu Metal Vs Dugem-nya Project Pop
(X) adanya kerancuan tentang shalat/beribadah demi pamrih duniawi
(X) bahwa doa pasti dikabulkan (meminta BMW/rumah mewah/istri cantik & berjilbab)
(X) lagipula kenapa harus cantik & berjilbab? bukankah lebih baik jika cantik & salehah?
(X) tata bahasa yang kacau (EYD nggak, gaul nggak) termasuk kaidah penulisannya
(X) Desi Ratnasari berperan sbg orang miskin tapi teteup tampil dgn make-up lengkap
( ) karena brosur seindah itu tergeletak begitu saja di bawah meja kerja
( ) ya amplop, emangnya lagi ngapain sih di bawah meja kerja? ;p
( ) lainnya.....

Overall, adalah keagungan Allah SWT untuk menjadikan apapun itu, ada dari tiada, mungkin dari tidak mungkin, fana jadi nyata. Apa yang terjadi terjadilah, tapi yang jelas bukan begini cara pengejawantahan kebesaran-Nya dalam bentuk promo film!

Btw, ada yg pernah nonton filmnya? Tell me about it...

29.4.08

Lil Gal

Anak perempuan itu mendatangi meja kami. Kulit kecoklatan dengan raut muka memelas. Jilbab hitam menutupi rambut.

Semula kami hanya memberi isyarat tangan 'no, thank you', karena sebelumnya sudah banyak pengamen dan peminta sumbangan yang datang menghampiri sehingga lama-lama kami bosan dan kehabisan uang receh.

Anak perempuan itu tetap bertahan di ujung meja.

Sekali lagi kami memberi isyarat 'tidak, terima kasih' supaya ia lekas pergi.

Ia tetap tak bergeming.

Kami yang sedang makan cuma saling pandang sejenak, lalu kembali meneruskan santapan. Ya sudah, kalau tak mau pergi biarkan ia tetap disana.

Tiba-tiba meja kami berguncang bagai dilanda gempa skala rendah.

Anak perempuan itu, di ujung meja, terisak-isak dan berlinang airmata, tangannya menggoyang2kan meja seakan menginginkan seluruh perhatian kami tertumpah padanya. Look at me! I'm so small and hopeless. Please give me some money!

Kami yang sedang makan kembali saling pandang.
Mungkin anak perempuan itu kelaparan.
Masih ada makanan berlebih, nanti kita beri dia saja.
Tapi ia tidak tampak lapar.
Pokoknya jangan beri dia uang, pasti nanti akan disetorkan pada koordinatornya.
Ataukah kita memang harus memberi dia uang, karena tampaknya anak itu dikejar target setoran sampai menangis-nangis begitu.


Lewat tatapan mata dan isyarat tangan kami berdiskusi sejenak, lalu seorang kawan mencoba mengajak bicara pada anak perempuan putus asa itu.

"Adik duduk sini, ikut makan sama kita, tapi jangan goyang2 meja lagi ya..."

Anak perempuan itu diam saja. Mengabaikan tak mengindahkan.

Namun tak lama kemudian dia kembali menangis dan meja kami kembali diguncang2.
Kawan saya hampir hilang kesabaran. "Adik duduk sini! Ikut makan! Tapi jangan goyang2 meja!"

Dia pun terdiam.





Lama.





Sampai akhirnya dia berlari meninggalkan meja kami sambil berteriak lantang:
"MONYEEEEEEEEEEET!!!!!!!!!"





:(






Empati berganti antipati.



22.4.08

Transgendered


Kupandangi kuku jari kelingking yang berpoles ungu. Sejenak sesal kenapa bukan jari tengah saja yang diwarnai, agar bisa dipakai memaki namun tetap trendi.








beberapa saat sebelumnya







Kucelupkan jari di wadah tinta dengan geram hingga nyaris tumpah.







beberapa saat sebelumnya







Kumasukkan lipatan kertas itu ke dalam kotak. Bagai membayar ongkos kamar kecil seusai buang hajat. Bapak tua penunggu kotak itu--mungkin tersenyum mungkin tidak--bagaikan siluet sahaja di mataku karena tubuhnya memunggungi sinar mentari.







beberapa saat sebelumnya







Di bilik mungil itu kulampiaskan semua.
Kubuka dan kurentangkan lebar-lebar apa yang ada di hadapanku.
Tusuk!
Tusuk!
Tusuk!
Lalu kurapikan sekenanya.








beberapa saat sebelumnya







"Berarti suara saya tidak sah dong, pak!" cetusku dongkol.
"Sah kok, gak apa-apa," sahut petugas itu, tampak malu hati karena lembaran data di hadapannya ternyata tidak valid. Dia malah menyorongkan kartu pemilih agar selekasnya aku menyoblos.







beberapa saat sebelumnya







Petugas itu lantang menyebut namaku dari daftar pemilih yang ada di hadapannya, "Ibu fulan bin fulan!"
Aku terkaget-kaget. Bujubuneng, kenapa nama gw jadi ada tambahan 'ibu'?
"Bapak fulan bin fulan, kali!" ralatku yang langsung disambut tawa berderai pengunjung TPS.







beberapa saat sebelumnya







Tampaknya memang terdapat kekeliruan cetak di biodata pemilih pilkada yang baru lewat. Kesalahan vital karena menyangkut alat vital. Di situ tertera kalau jenis kelaminku perempuan.







Bleh, sejak kapan gw ganti kelamin?!
*^">~&$^&*(@!#$

17.3.08

AADAAC

...alias Ada Apa Dengan Ayat Ayat Cinta. Walaupun saya belum pernah menonton filmnya, tapi ada satu komentar teman yang membuat saya tergubrak-gubrak mendengarnya: "kambing".

Di balik semua pujian seputih salju atau kecaman setajam silet tentang film AAC, teman saya ini cuma merasa terganggu oleh penampakan kambing di film tersebut. Kenapa? Katanya itu kambing Indonesia, dan dia bersikeras bahwa kambing yang tinggal di luar negeri itu sosoknya berbeda.

"Kan syuting di India, berarti mereka memakai figuran kambing India dong," sergah saya.

"I can tell! " teman saya meyakinkan. Katanya kambing luar negeri itu lebih modelesque (meminjam padanan kata yang menggambarkan kaki jenjang kuat dan struktur tubuh yang kokoh), selain itu berbeda pula dalam hal corak dan struktur kulit, juga odor alias aroma tubuh.

Olala, bau badan kambing juga berbeda ya?

"Seharusnya," dia meneruskan tanpa mengindahkan ledekan saya, "Hanung mengambil gambar kambing gurun, atau kambing yang biasa hidup di tebing."

Well-well, omongan teman saya itu sedikit banyak memengaruhi persepsi saya tentang kambing selama ini. Mungkin saja kambing di Mesir/Timur Tengah itu memang berbeda daripada kambing di India/Indonesia. Sesuai kultur timur, kambing di sini pastinya lebih ramah dan murah senyum dunk...


















si kambing diunduh dari sini

Enuff said . Kembali ke topik AAC, kunjungan terakhir saya ke toko buku mencatat perkembangan signifikan akan maraknya buku-buku bertema serupa:

Bait Bait Cinta
Dzikir Dzikir Cinta
Sabda Sabda Cinta
Kasidah Kasidah Cinta

Selanjutnya apa lagi??? Terlepas dari isi buku-buku tersebut yang mungkin saja lebih indah dari buku Ayat Ayat Cinta, saya cuma mau bilang: "Kreatif dikit, nape?"

Mendingan juga makan sate kambing!

27.2.08

Unlocking The Code

Salut! Lagi remaja Indonesia berprestasi menciptakan kode enkripsi yang bakalan sulit untuk dipecahkan bahkan oleh agen sekaliber CIA/FBI sekalipun.

Terakhir, saya juga berkesempatan membaca pesan yang berisi kode tersebut, dan sumpah usaha saya untuk menerjemahkannya malah bikin mata siwer dan kepala puyeng. Dijamin ahli bahasa seperti JS Badudu pun bakal dibikin nangis sambil kayang dibuatnya.



Ass. KL0 w Mc J9n di an9kT yE... W m0 dEn9R nssP NA nEeh,, bTw nEeh judL nyE pe N n0pz kodE L9u nyE brPe? maAp yE lo 9N66u,, s x lg! MaAp... 6a pa" kN... l3Z GpL!



Ladies & gentlemen, could you please translate 'em for me. Kalo bisa jago!

14.2.08

STIFF: OtoMAYATis Romantis

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Science
Author:Mary Roach
Satu lagi buku seru yang dapat menambah khazanah pengetahuan kita. Tentang MAYAT! Cocok dibaca berdua si dia di sofa empuk berteman penganan nikmat dan coklat hangat sementara hujan deras menderai di atap ;p

Beberapa bahasan menarik di dalam buku ini:
1. Mau ikut kursus penyegaran anatomi wajah dan face-lift? Sayang, hanya terbatas untuk para ahli bedah kecantikan ternama di AS, dan pastinya mahal karena mereka berpraktek menggunakan penggalan kepala mayat segar.

HER: "Emang kepala mayat mahal ya, Mas?"
HIM: "Kayaknya. Kepala kakap aja mahal kalo di restoran Padang, tapi enak lho!"
HER: "Gembuuuul!"


2. Piknik yuk di lereng bukit Knoxville di Tennessee. Di hamparan rumputnya banyak yang sedang berbaring berjemur, atau kadang berteduh di bawah rimbun pepohonan. Mereka adalah mayat2 manusia yang dibiarkan membusuk, ada yang telanjang, ada yang berbusana lengkap, ada yang dikubur dangkal, ada yang ditanam dalam beton, ada yang dibungkus kantong plastik, dll. Semua ini adalah ladang penelitian bagi para ahli ilmu forensik.

HER: "Mas, aku takut..."
HIM memanfaatkan kesempatan ini dengan cerdas ;p


3. Cangkok kepala? Sudah pernah berhasil dilakukan pada hewan2 percobaan. Cangkok kepala manusia? Hmmm beberapa percobaan ekstrim pernah dilakukan sejak abad pertengahan. Masalahnya hingga kini para ahli bedah belum dapat  menyambung saraf tulang belakang dengan kepala donor. Jika di masa depan hal itu dapat dilakukan, OMG, mungkin hal ini bakal jadi kontroversi terheboh setelah teknologi kloning manusia. Well, we'll see.

HER: "Mas, lucu kali ya, kalo di masa depan kepalaku dicangkok ke badan Angelina Jolie."
HIM: "Iya say, tapi bisa aja pada saat itu Angelina Jolie udah jadi nenek2 keriput."
HER: "Huuh, ini kan cuma pengandaian..."
HIM: "Iya say, iya. Kalo gitu Mas juga mau ganti bodi sama yang lebih padat berisi: Pamela Anderson!"


4. Cemilan menyehatkan abad 12: gula2 manusia. Dalam artian sebenarnya lho, yaitu mayat manusia (umumnya kakek2) yang direndam dalam madu selama 100 tahun. Niscaya ampuh untuk menyembuhkan borok/luka. Cukup dimakan sedikit2 saja, sehingga dapat juga menjadi kudapan ringan bersama keluarga tercinta.

HER: "Kudapan ringan? KUDAPAN RINGAN? PAKE DAGING MAYAT?"
HIM: "Ehm, mendingan icip2 daging hidup ya, say..."
PLAK!!!


5. Promesa, adalah sebuah perusahaan pupuk di Swedia yang tengah mengembangkan pembuatan kompos organik berteknologi tinggi. Bahannya? Mayat manusia. Dibekukan lalu dicacah dan digiling. Ya, kasarnya begitu. Bagaimanapun, tindakan ini sudah mendapat restu dari Raja Carl Gustav dan Gereja Swedia.

HIM: "Pindah kesana yuk!"
HER: "Kyaaaa, hijrah ke Swedia?"
HIM: "Bukan, kita pindah ke depan perapian. Di sini dingin, sayang."
HER menatap HIM penuh cinta. Lalu ikutan pindah ngejogrok di depan tungku kayu bakar sambil nunggu rebusan singkong matang.


6. Pada abad 18, untuk membangunkan kembali orang yang mati suri, digunakan berbagai teknik mutakhir pada saat itu: telapak kaki diiris silet, jarum ditusukkan di balik kuku, besi panas dimasukkan lewat 'jalan belakang', sampai penggunaan alat penjepit puting dengan berbagai variasi. Berminat?

HIM: "Hahaha, kalo jepit2 puting sih aye juga doyan!"
HER toyor HIM pake linggis.


7. Sekilas kremasi:
Kulit dan rambut dalam sekejap hangus terbakar. Penggumpalan panas protein otot menyebabkan otot berkontraksi sehingga tubuh seolah2 menekuk. Penghancuran jaringan lunak berangsur-angsur memperlihatkan bagian2 kerangka. Telah diamati bahwa otak terutama tahan terhadap pembakaran selama kremasi, bahkan ketika ruang tengkorak telah hancur berkeping2, otak terlihat seperti bongkahan gelap yang agak lengket. Akhirnya tulang punggung tampak setelah organ2 menghilang,  tulangnya putih berkilauan dalam api dan kerangkanya pecah berantakan...

HER: "Ngomong2 kremasi, jadi pengen dikramasi..."
HIM: "Krembong di salon maksut yey? Hyuuuuk ya yuuuuk..."


Buku ini memang berbeza!