5.8.09

A Day In The Life

Sarapan hari ini ditemani siaran tv dan surat kabar pagi.  Suapan pertama dibuka dengan headline di koran Radar Bogor.

Akbar Felani, seorang asisten masinis kereta Pakuan Express, tampak dalam kolase seperempat halaman surat kabar.
Ah, mestinya ia tampak muda dan gagah dalam seragam kerjanya.

Ah, tapi cuma ada pias di wajahnya, dan saya cuma bisa bayangkan sakitnya mati kehabisan darah, tak hirau lagi akan kilatan blitz kamera yang merekam detik-detik menjelang ajal.  

Akbar Felani akhirnya tewas setelah terjepit rangkaian baja dalam tabrakan kereta Pakuan Express vs KRL ekonomi di Bubulak, Bogor, kemarin.

Inalillahi wa inaillaihi rajiun.

Suapan terus berlanjut bagai mesin otomatis sahaja.  Ah, irisan telur dadar gulung memang nikmat, berpadu dengan gurihnya nasi uduk hangat dan bawang goreng renyah.

Televisi menyiarkan debat tentang rencana memindahkan habitat komodo ke pulau Bali. Ditengarai terdapat kepentingan bisnis disini, bahwasanya ditemukan tambang mineral berharga di kepulauan Komodo tsb.

Geram saya mendengarnya.  Lalu apa gunanya kita menyiarkan pada dunia dan mengikuti petisi internasional supaya pulau Komodo dimasukkan dalam daftar keajaiban dunia, jika kemudian komodo sekeluarga diharuskan hijrah ke Bali?

Terbayang wisatawan yang plesir ke pulau Komodo ternyata malah mendapati pulau yang gersang dan tercemar oleh aktivitas pertambangan.
Arrrrgh!

Suapan terakhir ditutup dengan berita tentang pemakaman mbah Surip, sama-sama terbaca di surat kabar dan tersiar di televisi.

Saya bukan penggemar mbah Surip.  Tapi saya akui karyanya unik dan mendobrak, hingga menancap di benak bangsa Indonesia.  Tak heran kematiannya sungguh membuat kaget & duka nasional.  Bahkan presiden sendiri turut menyampaikan belasungkawa lewat tv.

Jika sebelumnya kematian Michael Jackson dan tragedi bom Mega Kuningan membuat Facebookers Indonesia menyuarakan status yang hampir seragam, demikian pula halnya dengan kematian mbah Surip ini.  Menurut saya kepergian beliau membawa hikmah tuk merekatkan kembali nasionalisme, semangat Indonesia Unite.

Dan menurut saya, 'berakhir' di puncak popularitas adalah salah satu cara tuk melestarikan popularitas itu sendiri.  Ia kan bergaung lebih abadi.  Ingat Nike Ardilla atau Ryan Hidayat?

Sarapan ditutup dengan hadirnya keponakan lucu yang menjambak-jambak rambut saya.  Sambil terkekeh saya tanya apa sih resepnya bisa selucu dan seimut itu?  Ibu si keponakan yang menjawab dengan jumawa:
"Resepnya: sel telur dan sperma."





I read the news today oh boy
About a lucky man who made the grade
And though the news was rather sad
Well I just had to laugh
I saw the photograph

A Day In The Life by The Beatles