27.7.07

AMKM: Air Mata


'Aku Menanya Kau Menjawab', adalah rubrik tanya jawab interaktif bagi para pengunjung duabadai.multiply.com ;p
Bisa dibilang, sempalan hidup untuk berbagi. Satu tanya dengan banyak jawab. Siapapun dipersilakan menjawab (boleh salah satu ataupun semua pertanyaan), asalkan tidak OOT, apalagi menyinggung SARA. Selamat menikmati AMKM!

Catatan:
Semua kejadian dalam rubrik ini adalah nyata, kecuali nama samaran pengirim (dicetak miring) yang memang sengaja dibuat2 demi keperluan rating ;p

>> Religi                        
Waktu itu saya sedang berpuasa. Selepas subuh, saya tertidur dan kemudian bermimpi sedih. Ceritanya saya menjadi duta Unicef [obsesi kebawa mimpi, hehe], dan sedang mengunjungi anak2 terlantar di pengungsian. Kondisinya sangat mengenaskan. Seorang anak yang menderita busung lapar tampak terpuruk sekarat di hadapan saya.
Begitu terharunya sampai dada saya sesak hingga kemudian mendadak terbangun. Air mata sudah meleleh di kedua pelupuk.
Apakah puasa saya batal karenanya?
(Ferry Salim wannabe)

>> Kesehatan                 
Gw bete soalnya kalo bersin kadang2 bisa lebih dari 7x non-stop, sampai mengeluarkan air mata. Dan gw pernah baca bahwa setiap kali bersin jantung kita ikut berhenti berdetak selama sepersekian detik. Hadoooh, berarti kalo misal 7x bersin maka jantung gw pun ikutan 7x berhenti berdetak. Seyeeeem.....

Pertanyaan gw banyak neh:
- Benar gak sih begitu faktanya, dan apa pengaruhnya bagi kesehatan gw?
- Apa penyebab bersin tak berhenti, dan adakah penyembuhnya?
- Kenapa air mata ikut keluar?
- Apa bedanya bersin dan berbangkis?
(Mr. A)

>> Tata Bahasa                  
Mana penulisan yang benar: airmata atau air mata?
(soal ujian dari JS Badudu)

18.7.07

Waktu Biru

Kawan, mari kita kenang kisah lalu

...

Dipanggil Tengku
kawanku yang bermata sayu
tak pernah jemu duduk membatu

tetapi padaku
perempuan-perempuan itu mengadu
karena telah ditelanjangi oleh matamu

ketika kusampaikan keberatan itu
kau tertegun dan berbisik dalam seru
' kenapa, aku pun tak tahu..
..mau-ku mengalahkan malu-ku '

syukurlah seiring waktu
walaupun sedikit meragu
kau bisa batasi pandang yang menyapu

tapi kenapa perempuan-perempuan itu tetap mengadu

oya Tengku,
hapus dulu ingusmu itu

...

Walaupun kerap dianggap angin lalu
suatu ketika Tengku bertanya makna hidup padaku
kenapa manusia lahir untuk mati, dan seterusnya begitu

sejujurnya aku cuma terpaku
ramai di benak tapi di mulut bisu
maafkan jika tak terjawab tanya-mu

tapi apa yang terbersit dalam dirimu, Tengku
kala arus itu menyengat dari gardu
menghempasmu ke tembok batu

mungkin hidup bagimu cuma ambigu
hingga tinggalah jasadmu terbujur kaku
menghujam kami dalam sendu

bagaimanapun, Tengku
hidup-mu membuatku hargai hidup-ku

oya Tengku,
aku mau seka ingusku dulu

...

*in memoriam of Tengku Dedi Aulia, our beloved friend from high school*

4.7.07

Berteman Taman

Liburan lalu saya bertamasya keliling kota, naik delman istimewa. Hehe, anyway, akhir pekan beberapa waktu lalu saya habiskan di alam terbuka, di samping pak kusir yang sedang bekerja ;p

Iya-iya, sudah cukup bercandanya, intinya waktu itu saya sedang ingin menikmati kehijauan rumput, gemercik air, kicau burung, dan pokoknya elemental alami lainnya. Tantangannya adalah, saat itu saya cuma berada di dalam kota Jakarta. Adakah tempat yang dimaksud?

1st destination: Taman Lembang
Terletak di kawasan Menteng, di tengah2 kompleks perumahan, taman ini mempunyai kolam air mancur di tengah-tengahnya. Rerumputan terpangkas rapi, tempat duduknya dari beton yang dicat warna-warni mengelilingi kolam, dan ada banyak tukang jajanan (sayangnya tidak diimbangi dengan cukupnya keberadaan tempat sampah). Air mancurnya besar, gemercik airnya menggema seantero taman. Sayang air kolamnya berwarna keruh kecoklatan.
Oya, di sudut taman pun terdapat beberapa ekor monyet yang dipelihara di sana, cukup menghibur sebagai atraksi tontonan.
Tipikal pengunjung beragam: keluarga, kakek-nenek, anak-anak, pasangan sah dan tak sah, dll. Atmosfernya lumayan tenang, cocok buat relaksasi, melamun cari inspirasi, ataupun sekedar ngintip orang pacaran ;p

2nd destination: Taman Kodok
Ehm... sebenarnya gak mampir kesini, tapi sempet ngelewatin plang namanya dua kali. Secara kami dikejar waktu, jadi di-skip dulu. Next time deh.
Dalam bayangan saya, Taman Kodok berupa hamparan rumput dengan danau mungil di tengahnya, dan banyak kodoknya. Jadi pengunjung bisa rebahan di rerumputan sambil mendengarkan bunyi2an kodok, serasa di desa gitu. Pastinya ada banyak patung kodok juga di sana. Benar begitu gak?

3rd destination: Taman Menteng
Hooray, sebuah konsep taman modern di pusat kota, masih di kawasan Menteng. Taman ini punya gedung parkir sendiri, jalan2 setapak yang rapi dan bersih, dihiasi gedung2 kaca berbentuk prisma yang saat itu masih kosong (saya malah berharap gedung2 kaca itu digunakan sebagai science center saja).
Sayang, kurang banyak tetumbuhan rimbun disini dibandingkan arena bermainnya (atau mungkin belum ya?).
Di sisi lain, tidak ada tukang jajanan berkeliaran. Mungkin itu sebabnya tempat sampah pun langka di sini?
Tapi kalau mau cari ketenangan sebaiknya jangan disini, karena tipikal pengunjung didominasi pemuda-pemudi yang ramai bermain futsal, voli, skateboard, dll. Tampaknya taman ini lebih cocok buat mengasah sportivitas, sekaligus ajang gaul kawula muda ;p

4th destination: Taman Lawang
Gara2 jadi tempat mangkal waria setiap akhir pekan, akhirnya wilayah ini jadi berkonotasi mesum deh. Seriously, mari kita lihat dari perspektif taman itu sendiri. Lake. Checked. Trees. Checked. Scenery. Checked. Tinggal pedestrian ditata ulang, rerumputan ditata rapi ditambah bebungaan, penerangan jalan maksimal, kasih tempat sampah yang banyak.
Jadilah taman yang paling indah, hanya Taman Lawang.
Err... tapi secara waria masih setia mangkal di sana, sepertinya lupakan dulu konsep taman indah itu. Cabuuut!

Ok, sejauh ini ketahuan banget kalo orang2 kota, khususnya Jakarta tuh butuh banget sama yang namanya taman. Tempat dimana kita bisa bersosialisasi ataupun menyepi, meresapi secuil alam bebas dimana masih ada air, tanah, tumbuhan, satwa, udara terbuka, langit biru, dan pastinya gratis. Secara konsep back to nature itu sendiri emang sudah naluri alamiah manusia.

Hikmahnya saya jadi semakin merindukan nuansa alamiah itu sendiri, tempat dimana kita bisa menjadi diri sendiri, kebebasan berekspresi, menyatu dengan suasana sekitar.
Dan kerinduan itulah yang membawa kami pada tujuan terakhir kali ini:

.....

....

...

..

.


5th destination: Karaoke, anyone? Hyuuuk!


*langsung meluncur ke Sarinah*