4.3.07

Ortu Kasmaran Lagi?

So sweet... but wait a sec--dengan siapa dulu?

...

Kawan saya resah. Sewaktu tugas keluar negeri, ia meminjam ponsel sang ayah.
Tak sengaja terbaca olehnya beberapa SMS mesra antara sang ayah dengan seorang wanita yang selama ini dikenal sebagai rekan bisnis beliau. Tak tahu ia hendak mengadu kepada siapa. Kepada saya ia mengungkapkan keresahannya.

Kawan saya yang lain gundah. Sang ibu, kebetulan sudah menjanda, sedang intim dengan seorang pria yang tinggal di luar kota. Sayangnya, pria itu itu sudah beristri dan beranak-pinak. Kawan saya tidak mau jika sang ibu sampai mengganggu rumah tangga orang lain. Kepada saya ia menceritakan kegundahannya.


...

Komentar saya dalam beberapa perspektif:
Saya si toleran
"Sabar ya, kita berprasangka baik aja dulu, gak usah pikiran macem2, bla bla bla..."

Saya si liberal
"Kalau memang cinta ya susah. Ortu juga kan manusia."

Saya si logis
"Luv or lust?"

Saya si bijak
"Mau cinta mau nafsu, intinya pengendalian diri."

Saya si jalang
"Sometimes some people just can't get enough."

Saya si naif
"Ortu itu udah dewasa kok, mereka pasti tau batasannya."

Saya si sarkastik
"Age ain't nothing but a number. Semua ortu pasti lebih tua, tapi bukan berarti mereka bisa bersikap lebih dewasa."

Saya si pesimis
"Ya susah deh kalo udah menyangkut ortu, mau kita protes segala macem juga tetap mereka hirarkinya lebih tinggi."

Saya si kritis
"Bilang aja terus terang ke ortu. Soal nanti lo diamuk atau apa, yang jelas beliau sudah tau bahwa anaknya tau."

Saya si romantis
"Gw tau lo malu, tapi apapun itu, cinta ortu ke lo gak berkurang kan?"

Saya si empati
"Wahai pembaca, ada masukan lain buat menenangkan hati dua kawan saya tersebut?"