keluarga itu menepikan gerobaknya
sang suami menggelar plastik di trotoar
sekedar untuk tempat rebah sang istri dan bayi mereka
istirahat hari ini, besok berkelana lagi
hidup mungkin hanya putaran roda yang tersuruk bagi mereka
berputar berat dan l a m b a n
entah mengapa, kami bagai terpekur melihatnya
segala keluh kesah 'semestinya begini begitu' jadi tiada makna
semestinya kami bersyukur
itu saja
saya dan kawan akhirnya kasak-kusuk
maaf ya, maukah mereka disumbang?
sebaiknya dalam bentuk apa?
berapa nilai uang yang pantas?
tapi kebimbangan tak lama
sang suami menyambut uluran tangan kami
membungkuk dalam-dalam tanda syukur
maaf ya, merepotkan
mungkin seperti tersirat pada si gerobak tua
kami pun beranjak meninggalkan keluarga itu
tiada lain kecuali kesadaran dalam diri
karena semestinya kami bersyukur
itu saja
Syukur pada Allah SWT......thanks for sharing...
ReplyDeleteterharuu....... ;D
ReplyDeletekadang karena terlalu banyaknya keinginan, jadi lupa untuk mensyukuri apa yang sudah kita punya. tks for remind me.
ReplyDeleteugh....speechless deh..
ReplyDeletegue pernah menemukan keluarga yang hidup berpindah2 dengan gerobaknya, dr jaman gue smu ampe skrg udah kerja gini, disemarang. yang patut diacungin jempol, mereka itu enggak mengemis dan setianya itu lhooo...sampai nenek2 dan kakek2 mereka masih aja berdua. dan gue segan ma mereka, takut mereka tersinggung kalau gue pengen ngasih sesuatu untuk mereka cause once again, they are not beggars.
just cherish my life then...
g merinding...
ReplyDeletealdi thanks for sharing...
alhamdulillah
*sigh* thanks, emang seharusnya kita bersyukur. :)
ReplyDeleteitulah kenapa kita sempat ragu mau nyumbang ala kadarnya, secara jelas2 mereka bukan pengemis..
ReplyDeleteterkadang tuntutan hidup yang keras malah membuat mereka lebih tegar dari kita2 [hiks]
bersukur atau terkubur
ReplyDeletehuhuhuhuhu syedihhhh
ReplyDeletemmh bener..bener...kadang kita lupa...ketika tangan diatas...memberi kebahagiaan dengan tulus ikhlas...ketika melihat senyum penuh rasa syukur kepadaNya mengembang di bibir mereka..ketika doa terpanjat...ada rasa damai dan bahagia menyelimuti. Semoga tangan ini bisa terus berada diatas..berbagi pada mereka yang memang punya hak atas apa yang kita miliki
ReplyDeleteThanks udah add aku
If only have a better social welfare programs nationally
ReplyDeleteto help those poor people;
if only you have sufficient and qualified social workers...
and other if and a lot of other if,
you can do the better to handle this kind of problem.
berapa banyak ya...
ReplyDeleteIya perlu bersyukur,
ReplyDeletetapi sebelnya deket2 lebaran gini banyak orang2 taking advantage yg udah agak keblinger, mereka pura2 pake baju tukang sapu utk turun ke jalan minta2 jadi pengemis, ini menurut ku merusak citra para tukan sapu yg asli yg pastinya mereka masih punya harga diri untuk ndak minta2 ..
dan banyak juga yg kita lihat, "type" ber gerobak, mereka berkilng dengan gerobak2 bak pemulung dengan "memboyong" seluluh keluarga mereka ... again minta2 kembali ... aku sih cuman pikir gak manusiawi dengan membawa anak bayi hanya untuk "menjual" belas kasihan ... walau mungkin memang ada yg benar2 tuls,.,.
anyway, sorry for being sceptic ...
kadang ragu untuk memberi mungkin karena 'GAK BIASA'.. dan hal yang 'TIDAK BIASA'.. malu juga..(berbuat kebaikan aja mesti malu.. parah bener deh saya..)
ReplyDeletesemestinya berbuat baik itu tidak usah ditimbang2...apakah nanti begini atau begitu.....apalagi malu. Karena yang kita inginkan adalah ridhoNya. Berniat berbuat baik saja sudah mendapat pahala apalagi jika mengerjakannya (walaupun ternyata kita salah 'sasaran'...toh tetap saja mereka lebih kekurangan...buktinya masih meminta2). Ini juga masih susah buatku yang apa2 ditimbang2 dulu...dipikir2 dulu hehehe
ReplyDeletealhamdulilah
ReplyDeleteHmm, sudah coba menyalurkan lewat lembaga2 zakat dsb? Lebih praktis, lebih pasti, juga lebih aman. Pun pemyalurannya relatif bisa lebih adil dan merata; tidak hanya menumpuk di satu keluarga pendorong gerobak di Jakarta saja.
ReplyDeleteYaa, siapa tahu di pelosok sebelah sana ada anak SD yg terancam dipecat dari sekolahnya karena tidak sanggup bayar uang sekolah. Atau ada petani yang tercekik hutang rentenir. Dan berapa besarnya kemungkinan mereka tak akan terlihat oleh mata kasihan kita?
Just my two cents.
The choice is still yours.
..hmm..kemiskinan memang musuh yang abadi..
ReplyDeletekenyataan hidup tak seindah yg kita kira (aaalaaahhh....plak!!) .... dmn tanggung jwb PEMERINTAH sesuai dg AMANAT UUD 45 ... ??? (plak...lagi!!)
ReplyDeletesemua kita sedang dicoba, dan hasil ujian tidak diumumkan di dunia. bagaimana dengan ujian yang sekarang ada pada kita? sudahkah tersikapi dengan baik...masing-masing kita punya porsi ujian yang berbeda. jangan lupa berdo`a, buat kita, buat mereka
ReplyDeletehallo...badai syah, aku menyapamu...
halo lulu el-maknun, aku membalas sapamu
ReplyDelete^_^