Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Comics & Graphic Novels |
Author: | Marjane Satrapi |
Suatu hari pada saat beliau berjalan-jalan di Yerusalem, tuan Ashoor berjumpa dengan Azrael, malaikat maut, yang menatapnya sedemikian rupa.
Tanpa banyak kata, tuan Ashoor yang ketakutan segera berlari mendatangi istana Sulaiman, dan meminta tolong pada baginda agar mengirimnya pergi sejauh mungkin dari Yerusalem.
Sulaiman, walaupun tahu takkan ada yang bisa menghindari maut, akhirnya mengutus angin untuk membawa pergi tuan Ashoor kembali ke India.
Keesokan harinya, di India, tuan Ashoor ternyata kembali berjumpa dengan Azrael.
"Tunggu! Jika memang aku harus mati disini hari ini, kenapa kemarin kau menatapku dengan tajam?" sergah tuan Ashoor.
Azrael menukas, "Kau keliru. Kemarin aku hanya terkejut melihatmu berada di Yerusalem. Sementara aku sudah ditugaskan untuk mencabut nyawamu hari ini di India. Bagaimana mungkin? Padahal jarak yang harus kau tempuh sangatlah jauh untuk bisa kembali berada disini hari ini."
Maka matilah tuan Ashoor sesuai takdir.
Kisah tadi adalah sempalan cerita dalam hidup menjelang matinya Nasser Ali Khan. Beliau adalah salah satu musisi tar (alat musik perkusi khas Iran) terbaik pada masanya. Oleh karena suatu hal, beliau mengurung diri dan memutuskan mati di kamarnya. Sempalan-sempalan kisah pun bergulir semasa pengasingannya tersebut.
Chicken With Plums (ayam dengan plum) itu sendiri ada hubungannya dengan si tokoh, karena ternyata menu menggiurkan ini adalah makanan kesukaan Nasser Ali Khan.
Dalam khayalan menjelang kematiannya, beliau melihat sang bunda memasakkan ayam dengan plum tsb khusus untuknya.
Marjane Satrapi, sang pengarang novel grafis ini, telah kembali dengan hasil karyanya yang tetap sarat dengan unsur satire dan komedi hitam.
Awalnya cerita bergulir datar dan membosankan, namun lambat laun kisahnya menjadi demikian menarik hingga halaman terakhir, dan menjelaskan beberapa hal yang membingungkan di babak awal. Kisah yang tampak datar membosankan akhirnya dibalikkan menjadi bermakna dan mengharukan.
Salah satu hal yang membuat saya termenung setelah membaca novel grafis ini, adalah imajinasi tentang detik-detik menjelang kematian dimana kita menyaksikan kembali kehidupan yang telah lewat. It's like watching a movie played in reverse mode.
And there's no stop button.
Pada akhirnya, hidup dan mati adalah dua hal yang patut dihadapi dengan keberanian.
bukan chicken soup ya?
ReplyDeletekucek2 mata... **efek baru bangun dari bobo2 siang
ReplyDeletereview ini by aldi, hehe.... **cool
kirain buku resep masakan yah
ReplyDeletekalo itu mah enakkkkk :)
ReplyDeletehuss husss ayo kerja lagi! ctarrrr!
ReplyDeletexixixi ketipu ya? hehehe... tapi di buku ini sempat disebutkan kok bahan2 tuk membuat Chicken with plums.. :)
ReplyDeletePINJEEEEMMMMMMMMMMMMMMMMM!!!
ReplyDeletegue seriusan pengen banget baca buku ini, hampir beli wkt itu tp lagi gada budget
hehehehehe.
besok bawa ya diii .. pleaseeee .. *kejapkejap*
hari gini masih minjemmmm???? ;p
ReplyDeletesuka quote ini hidup dan mati adalah dua hal yang patut dihadapi dengan keberanian.
ReplyDeletesama dong yell!
ReplyDelete*toss*
hm..kapan filmnya beredar?
ReplyDeletemasih dong ...
ReplyDelete*tetep bergeming dengan permintaan semula*
dudududu ..
emang udah difilmin ya? gw malah nyari film Persepolis, blom dapet2 :(
ReplyDeletexixixi kamu memang wanita perkasa, sama hedsyotnya cock banget!
ReplyDelete*mengalihkan pembicaraan*
cock?
ReplyDeletekamuh pasti abis baca berita briana banks yang dikirim indah!
iiihhhh ...
huaaaaa kurang satu huruf ngetiknyaaaa :D
ReplyDeletemmm bagus kek nya
ReplyDeletebeli'in dong
itu kalimat gw pake tanda tanya di..huhuhu..persepolis film apaan tuh, uler2an?
ReplyDelete*kirim satu kontainer ke cengkareng*
ReplyDeletesetau gw Chicken With Plums itu belum difilmkan..
ReplyDeletekalo Persopolis itu sejenis monopoli, wkkk! boong ding, Persepolis itu novel grafis karangan Marjane Satrapi juga, lebih ngetop soalnya lebih kontroversial :)
owh itu maksud ceritanya...........
ReplyDeletetulllll
ReplyDelete