Kawan, mari kita kenang kisah lalu
...
Dipanggil Tengku
kawanku yang bermata sayu
tak pernah jemu duduk membatu
tetapi padaku
perempuan-perempuan itu mengadu
karena telah ditelanjangi oleh matamu
ketika kusampaikan keberatan itu
kau tertegun dan berbisik dalam seru
' kenapa, aku pun tak tahu..
..mau-ku mengalahkan malu-ku '
syukurlah seiring waktu
walaupun sedikit meragu
kau bisa batasi pandang yang menyapu
tapi kenapa perempuan-perempuan itu tetap mengadu
oya Tengku,
hapus dulu ingusmu itu
...
Walaupun kerap dianggap angin lalu
suatu ketika Tengku bertanya makna hidup padaku
kenapa manusia lahir untuk mati, dan seterusnya begitu
sejujurnya aku cuma terpaku
ramai di benak tapi di mulut bisu
maafkan jika tak terjawab tanya-mu
tapi apa yang terbersit dalam dirimu, Tengku
kala arus itu menyengat dari gardu
menghempasmu ke tembok batu
mungkin hidup bagimu cuma ambigu
hingga tinggalah jasadmu terbujur kaku
menghujam kami dalam sendu
bagaimanapun, Tengku
hidup-mu membuatku hargai hidup-ku
oya Tengku,
aku mau seka ingusku dulu
...
*in memoriam of Tengku Dedi Aulia, our beloved friend from high school*
hemm.. satu lagi...
ReplyDeleteada 'waktu merah' gak ???
ReplyDeleteperlu tissue atau sapu tangan berwarna biru ???? :p
ReplyDeleteaku gak ngerti
ReplyDeleteeuuu.. termasuk salah satu korban gardu meleduk yang di karet kah?
ReplyDeleteaku pun tak mengerti,,
ReplyDelete*sedih*
perlu uang kertas yg warna biru...
ReplyDeletebuat yg gak ngerti gak boleh pulang!!!! kalian disetrap!!!!!
ReplyDelete*naruh perangkap beruang di depan pintu dan di bawah jendela dan di langit2*
bukan kok, kejadiannya di bogor, lumayan mengenaskan kejadiannya... :(
ReplyDeleteaku mengerti.....*ikutan seka ingus*
ReplyDeletesekarang boleh pulang, pak? udah jam 3 nih
tergantung... jadwal bulanan lo rutin gak?
ReplyDelete;p
boleh2, icha anak pintar...
ReplyDelete*ngasih besek sama angpau*
aldi kenapa..crita kronologisnya dong
ReplyDeleteym aja yuk
pak guru nukky mau tau urusan orang aja nih..
ReplyDeleteaku nggak suka deh...
aku nggak suka...
aku nggak suka kalau ada yang deketin pak guru...
tapi aku suka2 aja tuh...
ReplyDelete*ngambil besek & angpao entah milik siapa*
woy! woy! balikin jatah anak2!
ReplyDelete*panik ngejar monyet pake bambu runcing*
*dah lari kehutan, kemudian menyanyiku*
ReplyDeletepanjang sekali....
ReplyDeletepak guru saya ngantuk membacanya...
boleh bobo siang gak...?
pak guru saya boleh ngempi hari ini ampe bego...
jangan dimarahin ya...
karena sekarang saya sudah tidak pake telkom net instan yang mahal itu...
pak guru jangan potong gaji juga ya...
pak guru... pak guru.. pak guru...
mana bu guru-nya???
turut berduka bro, his spirit still resides in you, am i rite? ^_^
ReplyDeletethanx tom! kamu memang juara kelas... :D
ReplyDelete*kasih trophy, piagam, sama seperangkat alat shalat, kekekeke*
wah disini terima jasa akad nikah ya???
ReplyDeletesalah semua!! kamu harus lari keliling meulaboh - banda aceh pp!!
ReplyDeleteterima juga meni-pedi, blow, sama paket keramas
ReplyDelete;p
asal harganya tuco, kita layani.. *paan seh*
ReplyDeleteapakah tengku dengan tatapan telanjangnya
ReplyDeletemembuat perempuan tak malu bertelanjang dihadapnya?
meninggal kesambet listrik bro?
Kalo ingusnya sudah ijo berarti sudah mau sembuh tuh... Udah minum obat? **pletakkk adooowwww, disambit badai**
ReplyDeletesebenernya bagus kalo ngga ada kata `ingus`
ReplyDeleteudah high school tapi masih ingusan?????
ReplyDelete(tanya salah seorang yang dibilang autis)
aku turut berduka (tepok2 bahu aldi)
iye ngomong apa sih jeng Minul, tuh ada yg mo kramas...
ReplyDeleteiya, cukup mengenaskan
ReplyDeletehihihi
ReplyDelete*ketawa2 dari jauh sambil ngemut coklat royce*
hehe biar lebih manusiawi aja
ReplyDelete*alasan dibuat2*
beneran, kadang2 suka ada ingus bening meleleh begitu aja, dan itu yg bikin ce2 menjauh darinya...
ReplyDeleteUgh.... kisah yang begitu tragis....
ReplyDeletesalam buat Tengku, dengan do'a.
amin..
ReplyDelete