Rating: | ★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Drama |
L'Ultimo Bacio (2001)
Directed by Gabriele Muccino
Produced by Domenico Procacci
Written by Gabriele Muccino
Starring Stefano Accorsi as Carlo
Giovanna Mezzogiorno as Giulia
Martina Stella as Francesca
Music by Paolo Buonvino
Running time 115 min
Language Italian
Carlo adalah seorang pria lajang yang bahagia akan kehamilan kekasihnya, Giulia. Carlo mempunyai 4 orang sahabat, salah satunya adalah Adriano, yang berbagi cerita bahwa dirinya justru merasa dituntut terlalu banyak oleh istrinya, Livia, setelah mereka mempunyai anak.
Sedikit banyak Carlo mulai senewen oleh cerita Adriano. Keadaan tambah runyam ketika Carlo kemudian bertemu Francesca, seorang gadis belia yang tampak menaruh hati padanya. Kegugupan Carlo yang akan menjadi seorang ayah tiba-tiba saja telah membuatnya bagai gelap mata. Ia bertekad hendak menikmati masa lajang sepuasnya sebelum resmi terikat dengan Giulia dan calon bayi mereka.
Konflik bukan melulu milik Carlo, tapi juga mendera keempat karib Carlo sendiri. Ada yang bersitegang dengan istri karena masalah anak, bermusuhan dengan ayah yang pesakitan, berjuang membangun impian keliling dunia, hingga hidup monoton karena kegiatannya cuma bercinta dengan wanita berbeda setiap malam. Bahkan tanpa disangka calon mertua Carlo pun mengalami puber kedua.
Jika kemudian permasalahan mereka satu persatu selesai, bukan berarti semua berakhir dengan happy ending. Tapi yang jelas semua mendapat pembelajarannya, baik atau buruk.
This is what-so-called bittersweet symphony. You can share tears & laughters during the movie, all at once. Dan ketika seorang tokoh dalam film berperilaku di luar kebiasaan, penonton tidak serta merta menghakiminya karena mereka ikut memahami apa yg melatarbelakangi tindakan si pelaku. Karena setiap orang bisa saja mengalami hal yang sama.
Saya bisa merasakan emosi dari film ini, termasuk perasaan galau Carlo ketika dia harus memutuskan antara memilih Giulia atau Francesca.
Ada dialog singkat namun penuh makna antara Carlo dan Giulia ketika mereka bertengkar (note: demi kenyamanan pembaca, dialog telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris :)):
Giulia : Why can't I hate you?
Carlo : Because we're meant to be together.
Giulia pun luluh mendengar kalimat ini, dan saya tahu persis Carlo sama sekali bukan anjing gombal. Masih ada cinta di antara mereka.
Been in this situation? Kekasih demikian menyebalkan, kita demikian marah, namun tak kuasa membencinya. Kalau marah reda, masih ada cinta yang kembali. Tapi kalau benci reda, tak ada yang tersisa. Nothingness. Kita tak bisa merasakan emosi apapun untuk orang tsb.
Sama halnya seperti yang dialami Adriano dan Livia:
Livia : Why can't I hate you?
Adriano : Because there's no more strong emotion between us.
Adriano pun pergi meninggalkan sang istri.
Film Italia produksi 2001 ini telah mencetak sukses besar, dan bahkan telah dibuat remake Hollywood-nya berjudul The Last Kiss pada 2006. L'Ultimo Bacio sendiri telah dibuatkan sequel-nya pada 2010 berjudul Baciami Ancora.
L'Ultimo Bacio telah mendapatkan lebih dari 14 penghargaan internasional termasuk Best World Cinema dari Sundance Film Festival, dan terakhir mendapatkan review 4 bintang dari duabadai.multiply.com ;p
Che bel film!
pertamaaxxxx
ReplyDeletewah,.. blom nonton,.. seru y om??? *adegannya ada yg di sensor utk piyik ga?*
ReplyDeletebaguuussss!!!
ReplyDeletekalo dibandingin sama Last Kiss, ini lebih dapet emosinya, kalo yang last kiss malah buat gw hambar
ada sih satu adegan yang bakal bikin piyik tutup mata, hehehe, tapi cuma sebentar kok, lagian ditutupin pake selimut
ReplyDelete*dibahas*
gw malah blm nonton yg The Last Kiss :)
ReplyDeletewah belum nntn...the last kiss pun belum...hahaha merasa udik jadinya T.T
ReplyDeletehihihi,..sip,.sip,..berarti aman yah ditonton piyik,..heheheeeee
ReplyDeletesatu quote yg gw inget dr pelm ini: "We were in love once, but we are not anymore"
ReplyDeleteadegan ranjangnya gimana?
ReplyDeletehehehe setidaknya bisa jadi PR lo buat donlot ;p
ReplyDeleteaman banget, apalagi kalo piyik nontonnya pake helm ;p
ReplyDeletehiks, huaaaaaaaa T_T
ReplyDeletegaya misionaris
ReplyDelete*lho makin dibahas!*
selimutnya tembus pandang ngga?
ReplyDelete*mancing pembahasan... :-p
ouch....
ReplyDeletelom ntn dua2nya euy
ReplyDeletewakakakakaka ....
ReplyDeleteemang yang ini penting yaaaa? :-p
anyway tfs oom badai ... jadi pengen nonton! :-)
pinjem dunk hehehe ...
I've been there ... hahaha *curcol*
ReplyDeletekayaknya baca reviewnya aja udah pengen garuk2 dinding saking dalemnya mwahahaha..
ReplyDeletelagi gak berani nonton yang begini-begini
ga pake selimut kok.... pokoknya ada adegan gituannya deh.... *polos* hahahaha
ReplyDeleteya iyalah kamu kan diatas Carlo umurnya huaahahahahhaha...
ReplyDeleteKadang-kadang memang ada representasi diri kita di dalam film.
ReplyDeleteKebetulan pengalaman saya terwakilkan ke salah satu karakter di film manis ini. Tapi eiit...yang mananya mah rahasia euy....
Pernyataan yang terakhir itu...bikin jadi pingin nyontek.
ReplyDelete;p
hahaha kalo udah berani siapin tissue yg banyak! :)
ReplyDelete*sodorin cermin*
ReplyDelete*penasaran tingkat tinggi*
ReplyDeletehahaha :D
ReplyDeletega pantas diumbar disini, yg jelas bagian dada tersingkap
ReplyDelete*serasa nulis stensilan*
trus selanjutnya apa
ReplyDelete*mancing2*
kami pun nontonnya di pusat kebudayaan italia kok bart :)
ReplyDeletetanya kenapa :)
ReplyDeletejleb!
ReplyDeleteuntuk sementara gw quote dulu deh dialog diatas :D
ReplyDeleteyaa nantikan saja di novel terbaru saya ... :-p
ReplyDeletepinjemmmmm dipidinya donggg
ReplyDeletehaha sampe di-tweet juga loh
ReplyDelete*terharu*
*bakar menyan biar novel bart sukses*
ReplyDeletedonlot aja Cid, gw nonton di pusat budaya italy soalnya :)
ReplyDeleteFrancesca pengen gw GARUK!!!!!!
ReplyDeleteNajis!
Wkkkkk *terbawa esmosi*
ternyata ebege emg tempting.
*nangis kejer di balik ranjang*
trus pake kacamata item 100%.
ReplyDeletecakep dah!!
hihihi
hhahaha lupa ada yg nangis2 selama nonton ini saking mirip banget sikonnya ;p
ReplyDeletetrus pake sarung sama bawa kentongan
ReplyDeletealdi pinjem donk, sabtu bawa yaaa ;)
ReplyDeletegw nonton di pusat budaya italia say, nanti deh kl sempet gw cariin dvd-nya :)
ReplyDeleteNanti kita diskusikan via PM, caelah....
ReplyDelete