..
saya cuma tetes mani jadi nutfah
lalu berenang dalam ketuban
saya cuma seonggok daging telanjang
menghisap hidup dari dada ibu
saya cuma anak panah pemalu
melesat dari busur ayah tapi tak kuasa jauh
saya cuma wajah bersebum
timbunan hasrat di balik lembar buku
saya cuma nafas lembab di pelukan kekasih
satu jari menggores hati di dahi
malam basah jejak hujan | 24 Juni 2010 | 21:21 WIB
widiiihh,. dahsyat bbetuullll... mantap om,..
ReplyDeletekeeeeeeeeeerrrrreeeeeeeeeeeeennn
ReplyDeletekerenn mas badaiii.. lagiii..lagiii... :P
ReplyDeleteHujan selalu meninggalkan sebait cerita :)
ReplyDeleteHoreeeeeeeeeeeee..
ReplyDeleteAjarin dooonggg...
jempol empat....
ReplyDeletemuantapppp
ReplyDeleteSimbolisnya keren...
ReplyDeletemakanya kukunya dipotong... nakal. *nyodorin mercurohrum*
ReplyDelete*puisinya keren kak aldi, ini yg nilai pujangga angkatan balai pustaka loh :D*
5 bintang buat badai
ReplyDeleteckckkckckkckck 10 jempol!!
ReplyDeletesaya cuma setitik debu
ReplyDeleteyang lebur dengan tanah ketika tiba saatnya
*uhhhuuuuyyyyy... nyamberrrr ... *
;)
ReplyDeleteBagus, ini dari pencinta sastra yang gak bisa bikin karya sastra.
ReplyDeletekereen
ReplyDeleteih pornooo
ReplyDeletemakasih teman-temin semua :)
ReplyDeleteplok plok plok
ReplyDeletengebayangin Aldi bacain ini dengan penuh penjiwaan